Senin, 05 September 2016

Bali, ga ada abisnya…

pantai GREEN BOWL




Well,, mungkin postingan gw ini udah basi kalo dari spot2 wisatanya, karena mungkin sudah pernah di bahas di blog2 lain. Tapi sebagai penebus dosa karena sudah lama tak mengisi blog kesayangan, maka saya akan berbagi dari yang hangat dulu. Yang panas (papua : wamena, mbua, dan KOREA LAGI) segera. Mohon ingatkan ya pembaca (kayak ada yg baca aja…)

Saya bak mendapat durian runtuh, ketika dibakari eh dikabari Korlip untuk liputan di Bali. Ya, minggu awal saya akan bertugas meliput pertemuan 3 menteri pertahanan (ina, mas, phi) soal kasus perompakan dan penyanderaan WNI oleh abu sayyaf and the ganks… setelah sebelumnya jadi korban PHP (harusnya pertemuan diadakan di KL, saya juga yg ditugaskan, tapi batal tetiba beberapa hari sebelum keberangkatan). Maka ini seolah ganti nya. Hoho..

Usai sudah pertemuan trilateral tersebut (lah, inti pertemuannya ga usah diceritain ya, ga nyambung sama LIBURAN terselubung ini…). Beberapa jam sebelum kembali ke Jakarta, saya mendapat kabar lagi dari Korlip (Koordinator liputan) untuk kemBALI minggu depan ke BALI untuk liputan lain, yakni konferensi anti terorisme. Hm… niat hati saya menolak karena letih harus bolak-balik JKT-bali – JKT. Tapi ya, saya sudah menolak dengan halus, tapi korlip tetap meminta saya yang meliput. Akhirnya pasrah lah… (pasrah membawa nikmat)

Hari yang dinanti pun tiba (cie, berarti malu2 mau, tuh buktinya dinanti…) setelah daftar ulang di hari kedua saya tiba di bali (hari pertsama Cuma nongkring di kuta, lumayan kan…) saya hanya daftar ulang, artinya belum ada agenda konferensi yang bisa diliput, dan tanpa dinyana ternayat acara konferensi hanya berlangsung satu hari, pada 10 agustus sahaja. Well,, di hari itu pun (9 agt) saya merencanakan meet up dengan seorang teman traveller juga. Meluncurah kami ke pantai  Jimbaran guna meneguk segelas wine lemontea bersama pizza yang so-so di salah satu café nya yang berinisial JWB. Suasana khas jimbaran, dengan waktu yang tepat saat sunset, membuat saya berasa ada di pilem2 jadi tokoh protagonist yang happy ending (apasih).

Obrolan saya dan teman, lalu bertambah meriah karena dua teman nya teman saya itu datang menghampiri, ada yang bawa anak pula. Jadilah obrolan pun kemana2, mulai dari macetnya bali, cafe2 hits yang belum mereka coba dan sudah masuk waiting list, kerjaan mereka bertiga yang pusing dengan kelakuan tamu hotelnya yang minta macam2 (mereka bertiga kerja sebagai manager hotel) hingga spot2 bali yang belum terjamah.

Nah soal terakhir ini lebih kepada saya yang memanas2i, agar ada masukan pantai baru bali yang sepi, dan bisa saya kunjungi di akhir PEKERJAAN saya di Pulau Dewata ini.
Tersebutlah beberapa pantai mulai dari balangan, tegal wangi, karma kandara, dll… tapi dari sekian nama, saya belum pas juga dengan nama pantai mana yang saya kunjungi.

Esok harinya tepat sesudah hari yang melelahkan meliput International Meeting on Contering Terorrism, saya sudah mendarat kamar jam 18an lewat. Senangnya karena banyak free time. Sambil tiduran, saya menatap nanar layar HP, saya gugling dengan sejumlah keywords seperti “pantai sepi di bali, pantai baru bali, hidden bitch eh beach in bali…”. Hingga akhirnya menemukan satu artikel dengan judul …. “11 PANTAI TERSEMBUNYI DI BALI DENGAN PESONA TIADA DUANYA oleh imron ramadhan. Ada pantai nyang2, gunung paying, bias tugel, green bowl, dan masih banyak lagi.  Dua pantai terakhir yang barusan ditulis lah yang mencuri pandangan saya. Setelah cek di GPS dari NOKIA LUMIA kesayangan, ternyata bias tugel jauh banget dekat padang bai, sementara hotel saya di jalan by pass. Dan ya, sudah bias tertebak, pantai GREEN BOWL yang akhirnya saya pinang, karena jaraknya hanya sekitr 8km saja dan 20 menit berkendaran (perkiraan GPS).
Dan tadaaaaaa… keesokan harinya tiba, saya sudah tak sabar dan terbangun pagi. Tapi… tetes air hujan Nampak di kaca jendela kamar saya, ketika saya buka tirai nya. Ya langit diular pun bahkan masih mendung, beda dengan hari sebelumnya yang cerah cenderung panas.

Hm… setelah sarapan dengan nasi jingo, saya menguatkan tekad untuk tetep mengunjungi GREENBOWL (GB). Jam 7.30 saya sewa motor dari hotel seharga 80 ribu seharian. Balik kamar dan sikat gigi, cuci muka, dan benerin muka, saya langsung cabs pas jam 8 menuju GB. GPS sudah mematok tujuan GB, dan langsung cabs dengan kecepatan sedang. Act like a local. Dengan hanya bercelana pendek, kemeja ala2, topi, helm, dan bekal hanya minum biar tak dehidrasi, saya isi bensin full tank (22ribu) untuk motor mio sewaan itu.

ekspresi gembira menemukan pantai, padahal betis mau pecah setelah meniti 330 anak tangga

Yiha… 30menitan saya menikmati jalanan dr By pass ngurah rai kearah selatan (ungasan) yang ujung2nya GB. Jalan bali is the best in the country, mulus bak porcelain tiongkok. Tengah perjalanan sempat turun hujan rintik, tapi tetetp saya terjang. Dan yang jadi prescious (duh gatau cara nulisnya, sok2an biar keren) moment  adalah aroma bakaran dupa khas bali, dan sejumlah perempuan bali dengan kebaya nya yang lewat di perkampungan yang saya lewati (boros kata). Ah…

Tiba di BG saya harus masuk dan bayar retribusi 5000 rupiah sahaja. Setelah parkir, saya dihampiri seorang nenek.
“dari mana dek…” Tanya dia ramah
“Jakarta bu…”
“oh, sendiri ya…”
“iya…” (lalu kemudian jawaban saya ini menjadi boomerang bagi diri saya sendiri….)

Ternyata nenek itu adalah scam. Setelah dengan ramah menyapa, sang nenek memaksa saya membeli gelang. Saya tolak dengan haluspun dia tetap memaksa dan menempel pada sosok saya tak mau jauh. Kebetulan saat itu lagi sepi (iyalah, pagi2 jam 8, hari kamis pula…) jadi wisatawan yang Nampak di parkiran hanya saya seorang. (sebenernya ada dua bule, tapi sudah duduk2 manis di sebuah warung di seberang parkiran motor).
Akhirnya karena ga tega, dan ga bisa nolak (sifat gw bingits). Akhirnya saya keluarkan 10 ribu seperti harga yang diminta nenek tadi. Eh belum berakhir sodara2…
“kasih lah nenek 20 ribu, buat beli minum kasian nenek…”
Oh my god, saya kira taka ada macam beginian di Bali… FYI di lain waktu saya dikabari teman kalo scam macam ini hanya ada di GB. Makanya teman saya paling malas ke GB.

Setelah sedikit menemui drama, saya harus menapaki 330 anak tangga menuju pantainya. Tanpa pemanasan tanpa apa2, saya langsung setengah berlari saking antusiasnya. Dan, sekira 7-8 menitan saya akhirnya bisa menyentuh pasir pantai GB yang lembut dan mulus. Eh ternyata di pantai sudah ada dua orang wisatwan, dan seorang nelayan rumput laut (sepertinya). Jadi aku tak sendiri (lagi).

Jika saya gambarkan GB ini tak jauh beda dengan Pandawa yang saya kunjungi tahun lalu. Ya letaknya saja berdekatan kok. Cuma GB lebih pendek garis pantainya, dan sepi. Beda dengan Pandawa yang katanya sekarang sudah semakin ramai. Kembali ke GB, katanya kenapa dinamakan mangkuk hijau, karena terdapat karang berbentuk mangkuk yang berwarna hijau karena efek rumput laut. Tapi saya tak jua menemukan greenbowl itu karena air laut masih pasang.

Tanpa sia2 kesempatan, saya langsung foto2 untuk PAMER dulu ke temen2. Tapi, sayang ga bisa pamer di IG karena disini TAK ADA SINYAL. Tapi bagusnya kita bias focus mantei tanpa mikirin dunia maya yang fana itu….

Tanpa banyak bacot, cekidot lah foto2 guweh… yang guweh ambil dengan bantuan TIMER karena ga ada yg bias dimintai tolong. Ya saya malu juga minta difoto2 in, banyak pula, plus  dengan badan setengah telanjang… alias shirtless hahahah…

terimakasih pada teknologi bernama TIMER dalam kamera HP

menyejukan dan meneteramkan

beach boy ala2. itu bukan zac efron di film baywatch, anda agak keliru jika mengira begitu


Ketika mulai menceburkan badan ke air, saya melihat seorang IBU mendekat k etas yang saya simpan di mulut gua (FYI : ada gua gua di pantai GB ini, tapi sayang banyak sampahnya, katanya sih kebawa arus. tp darimanapun itu asalnya, jangan nyampah di pantai ya guys...). Saya pun menepi. DAN DEJAVU MENYAPA. IBU kedua ini kembali melontarkan hal sama dengan ibu pertama di tempat parkiran tadi… akkk… scam kedua mulai menyerang. Dan saya pun akhirnya terlena, terpedaya mengeluarkan uang 15 ribu untuk gelang kedua. Phewwww…..

Akhirnya mood mantai pun pudar. Udah ga semangat mantai dan foto2 lagi. Tapi sudah cukuplah saya kira 1,5 jam berada disana. Saya pun segera mengakhiri beach therapy ini dan segera naik kembali meniti 330 (gatau pastinya, coba aja itung ya kalo kesana) anak tangga. Ya agak sedikit menyayangkan, karena seharusnya penjual gelang tak perlu memaksa, toh rejeki sudah ada yang atur ya ibu-ibuuuu (ibu2 dan wanita selalu benar, ditimpuki pembaca wanita, kalo ada,…)

Setelah hampir sampai parkiran, sudah ada sekitar 6 orang ibu di dekat tempat parkir, saya “dikeroyok” dengan tawaran “pijet mister… pijet…” (cie dipanggil mister gegara pake kacamata). Satu ibu bahkan teriak “woi,, udah beli gelang dia…” yang menandakan pasar persaingan sempurna benar2 terjadi disini.

Phew, tanpa melirik satupun ibu, saya langsung pasang helm, nyalakan motor, dan ngibrit….krik. agak garing dan kurang esensikah postingan kali ini? Hm,, Cuma mau cerita GB beach dan scam nya aja sih. Hahaha… tunggu postingan selanjutnya (emang ada yg nungguin,,,)

Sekian.

lots of love...

5 komentar:

  1. Ini sebenernya kepengen bgt nanya kenapa masih aja setia dengan blogs*ot padahal pakek worsdpre*s lebih kece buat blogging.🙎

    Terus ya fer, kalo abis nulis itu dishare😣😣 (fb, tweeter, ig, path -- lo punya semua pasti kan) jadi biar pens nya menuhin kotak komentar. (Maap ya eyke frustasi ada tulisan begini tapi sepi pembaca -_-)

    Tapi ini jg sebenernya modus aja mampir, soalnya ada foto shirtless😳 (ehm, dont get me wrong, key! XD)

    Terakhir....
    Nungguin postingan tentang kunjungan kedua ke tempat yang selalu bikin gue IRI HATI DAN DENGKI😤😤. Gue penasaran mohammed putra ngapain aja di sana.

    😉😉😉

    BalasHapus
  2. Coba lain kali minta si Ibu yg fotoin deh :D

    BalasHapus