Jumat, 27 Juni 2014

catatan perjalanan solo ke bangkok... #bangkok #solotravelling #birthdaytravelling



well, sebenarnya ini cerita lanjutan jalan2 solo saya ke Thai pada bulan Februari lalu. many memories to remember, many things to learn. silaken...


3rd day, feb 19 2014

The sun, beaches and bitches is over. This day im going to the capital City, bangkok. City of angles. Sebenernya dua hari yg lalu, hari senin ada bentrokan (lagi) antara demonstran dan polis. Kata pengelola hostel gw di pattaya, empat orang tewas akibat bentrokan ini. Dan benar saja pas gw baca koran lokal dengan huruf thai (sok ngerti, padahal baca huruf thai aja ga bisa).
(pas lg kejadian ini, emak gw langsung telpon dan bilang "hati2 disana lg kerusuhan). Hmmm naluri seorang ibu memang tidak pernah melenceng. Tapi apapun yang terjadi di bangkok gak menurunkan hasrat gw untuk pergi dan menjelajah kota dengan nama asli paling pajang di dunia itu. (cek wikipedia bro, sis...)

sarapan ane roti+susu, plus koran lokal


Meski Pattaya dengan sejuta pesonanya masih merayu2 untuk tinggal barang sehari dua hari lagi (abis dong), tapi kaki gw mantap meninggalkan Jomtien hostel dan menuju pattaya south road dengan menumpang (bayar kok) sebuah van menuju bangkok. Oya, sebelum naik van dan sesudah beli tiket, gw beli oleh2 buat teteh gw yang terkenal cerewet dengan permintaannya yang bejibun. (padahal gantungan kunci doang).
Oya, tadinya gw menuju bangkok berbarengan dengan Mr deepak the hotelier my indian roomate. Mr deepak mau janjian sama temennya, menuju ke BKK naik bus, dengan dalih lebih nyaman dan gak berenti di sembarang titik. Tapi, alih2 pengen cari tantangan dengan menuju ke bangkok seorang diri dan sudah kadung janji dengan gadis penjual tiket van semalam sebelumnya, maka gw tetep naik van aja menuju BKK.
Meski kalo pake bus gw akan ada temen selama d jalan, tp itu berrti apa yg udah gw rencanain bakal berantakan. Secara rute pake bus n van beda. Kalo pake van bisa lgsg naek BTS ke hostel. Tp kalo bus, gw ga ada obsrvasi sama sekali. Jadilah tetap dengan rencana awal. INTINYA, DISIPLIN SAMA ITINERARY YG UDAH DI BUAT AKAN LEBIH MEMPERLANCAR PERJALANAN KITA. It works sodara2.....

pemandangan tol PTY-BKK dari dalam van


Dua jam perjalanan selama PTY-BKK ditemani playlist lagu2 sendu dan menghibur dari my lovely gadget NOKIA LUMIA 620 (padahal ga di endorse). Mulai dari lagu Greenday, glen fredly, andien, dan masih banyak lagi (males cek HP). Oya, selain telinga yang dimanja, mata juga di manja dengan pemandangan dari dalam van. Thai (terutama pemerintahnya) itu paham benar bahwa sarana, prasarana dan SDM harus benar2 diperhatikan dalam menunjang pariwisata. Padahal kalo secara logika, indo n thai itu serumpun, tp indo, beuh, tertinggal jauh lah. Mulai dari jalan tol yang mulus semulus muka Yingluck Shinawatra, transportasi yang ramah buat wisatawan terutama asing (seramah senyuman khas Thai), dan beragam hal tetek bengek lainnya. Yep, sepanjang jalan, mana ada PKL yang mengotori kota, jalan berlubang, pungli, atau orang2 yang rese sama wisatawan. See, kita satu rumpun, belajarlah dari Thai...

Gak terasa udah nyampe kota BKK. Dan jantung makin berdebar kuenceng... campur aduk, antara takut nyasar dan kejebak demo. Secara Bangkok itu kota besar, apa yang kita lihat dekat di peta bisa jadi sangat jauh. Apa yang kita rencanain belum tentu mulus saat prakteknya... hal2 ini terus berkecamuk hingga akhirnya van yang gw tumpangi berenti di sebuah mall deket victory monument (dan victory monument BTS station).

Turun dengan penuh percaya diri, tapi perut laper, maka gw memutuskan masuk ke dalam mall nya dengan harapan mendapat setitik hidayah dan WIFI!!!!. Yep, apalagi kalo bukan buat membuka peta GPS HP gw...so akan memudahkan dalam navigasi. Setelah keliling2 cari tempat makan yang pasti halal, gw mantep melipir ke KFC. Setelah pesan ayam dan cola (apakabar hasil ngegym, lupakan) gw duduk di kursi deket jendela dan langsung bertantya pada pelayan yang sedang beresin sisa makan di meja samping.
Me : “hi, do you have wifi here? Whats the password?”
Pelayan (bukan inem, dan ga seksi) : “ndhuiuebrjrjeuif” (ngomong thai, karena sekali lagi, doi ngira gw orang thai)
Me : “i cant speak thai, sorry. Em...wifi, wifi, internet...”
Pelayan : no...no... (sambil lambai2 tangan)

menu mamam siang, 54 baht saja


stasion victory monument. where my bangkokian story begin...




Men,kalo untuk hal ini, gw akui KFC indonesia masih lebih manusiawi tehradap fakir WIFI kayak gw inihhhh. Well, sambil menunggu wangsit datang, gw makan tuh ayam sambil sesekali mereguk cola.
Perut keyang saatnya stretching dengan memutar pinggang ke kanan dan ke kiri. Dan, tak dinyana  tak disangka, ternyata pas nengok ke belakang gw liat tulisan dengan jelasnya (victory monument BTS station). Yeay... hati riang bukan kepalang. Ini lah pintu yang akan membawa gw ke tempat tujuan apalagi kalo bukan SAPHAIPAE HO(S)TEL (hostel again, maklum backpacker) dan ke berbagai tempat lainnya. Ya, secara BTS atau Bangkok Train System (bukan Bangkok trafic loveStory ya, ini mah judul pelem, apalagi bangkok love story, cek google bro) itu alat transport yang bisa bawa kamu ke sudut manapun di kota ini.




BTS (Bangkok Terrible Story)

Well, sebelum mantap beli tiket, saya sebut tujuan ke stasiun SIAM, statiun tempat transit, sebelum berenti di station terdekat hostel, yaitu station SURASAK (transit dan rubah kereta karena beda jalur). Saya pun disuruh bayar sejumlah .... THB (maaf lupa). Setelah naik BTS dengan pede, ikut rombongan orang lain, maklum gak ada barang beginian di negeri sendiri, gw menikmatisuasana dalam BTS yang adem dan dipenuhi orang2 bangkok atau BANGKOKIAN yang modis2.
Terseliplah seorang makhluk bak TIKA T2 alias tika ramlan. Chubby dan berkulit khas putih langsat. Senyum seringai nan malu2. Trus temennya ngajak ngobrol dan terpancinglah ia untuk ngobrol jugak. Dan saat mengeluarkan kata2 pertama, saya langsung menelan ludah sendiri (ya iyalah, ngapain nelen ludah orang, iyeuhhhh). Suara sang Tika ramlan wanna be sangat ngebass dan khas suara pria dewasa yang sudah akil baligh mendapat mimpi non kering lewat umur 15an. Aaaakkkk... now i realized that im in Bangkok momy....



  

antrian bangkokian menuju BTS. tertib dan teratur >>>







<<< kartu atau karcis elektrik BTS. catchy bingits kan?







Sesampai di station SURASAK setelah berganti di SIAM, gw pun terpana dengan suasana station yang jauh beda dengan stasion di indo (lagi). Bersih, tanpa vandalisme, tanpa ibu2 menyusui anak bayinya di lantai station, tanpa PKL dan pedagang asongan. Hm... kalo gini mah betah deh nginep di station juga (tetep mental indo kebawa), gak, gak gitu maksudnya kok... jadi pas mau keluar station, kan kita disuru tempel lagi kartu untuk membuka pintu otomatis. Tapi kok setelah mencoba berkali2 gak kebuka juga. Wah... tengsin bingits nih diliatin banyak orang. well, akhirnya gw beranikan diri ke petugas yang berada di sebuah kotak ruang kaca. Dia menyapa duluan dengan bahasa thai “owjeuhugjw”. “Sorry, i cant speak thai...well, i dunno whats happening...the door is sensi to me, maybe she’s on PMS, so the door still close anyway”. Panjang lebar gw jelasin, dan petugas tadi pun hanya senyum dan nanya gw naik dari station apa tadi, walhasil ternyata gw kurang bayar tiketnya. Harusnya tadi gw bayar langsung dari Victory ke surasak. Sementara gw hanya bayar dari victory ke siam sebagai tempat transit. Hal ini gw lakukan karena gw kira semua masih manual dan berfikir akan ada kondektur atau calo atau petugas diujung lorong gelap yang narikin uang kekurangannya. Well, this is bangkok dude, not jakarta. Phew...

Setelah keluar surasak, gw ikuti arahan dari yang gw pelajari selama seminggu sebelum keberangkatan ke BKK. Yep, menurut ilmu itu, station surasak deket ke SAPHAI PAE HOSTEL. Cuma jalan kaki 5 menit, dan tara.... hostel yang didominasi warna kuning pun sudah tampak di pelupuk mata. Tepat jam 14, jam disaat check in. Setelah cek in dan dapet kunci (berupa kartu loh, canggih kan) gw pun menuju lantai 4 dengan kamar yang dihuni 6 orang khusus cowok.

akses wifi di hostel ini. jangan sampe ilang...

sedikit sneak peak suasana kamar dorm saphai pae hostel. 


Wih, hostel yang nyaman dengan kasur yang empuk, selimut tebel dan wifi kenceng. Tahu kalo wifi bisa di pake, maka gw pun segera membuka LUMIA dan menyingkap GPS yang masih belum terbuka jelas. Yep, peta buta telah terkuak dan gw siap menjelajah bangkok...



tiket menuju observation deck baiyoke sky hotel


#baiyoke sky hotel, #siam, #platinum fashion mall

Setelah menunaikan kewajiban sebagai muslim, beberes sedikit, dan charge HP seperlunya. Gw siap2 untuk eksplor BKK jam15.30 WIB (Waktu Indonesia –yangberlakujugabuat- Bangkok). Oya, gw janjian dengan Anna,orang jerman yang berangkat dari jakarta bareng di Baiyoke Sky Hotel jam 15-16. Makanya dari tadi menunggu juga email dari dia, tapi tak kunjung ada yang baru. Well, terakhir kontak, kita janjian di cafe baiyoke lantai 87. So, gw pun menuju kesana.

Jalan menuju baiyoke cukup mudah sebenarnya dari hostel gw yang berada di SILOM area. naik BTS, turun SIAM, dan jalan kaki (ternyata cukup jauh dan melelahkan dampe keringat membasahi tubuh). Maklum bkk sama panasnya dgn jkt. Oya, sepanjang jalan siam, banyak banget demonstran yang mendirikan tenda, untungnya saat itu lagi damain, jadi wisatawan bisa lenggang dengan tenang. Sebelum ke Baiyoke, gw melipir ke KBRI BKK, dan numpang foto di depan logo KBRI (foto khas WNI yg ke nagri). Lanjut jalan ke baiyoke lewat gang2 kecil (tapi teratur dan gak kayak gang ala2 jakarta yang becek dan eyuhhhh) dengan bantuan GPS lumia tentunya.

Perasaan was2 mewarnai, maklum anna orang jerman, udah pastion time, dan malu banget kalo gw telat lama. Oya, BAIYOKE itu gedung tertinggi di bangkok, jadi dari jauh kita gampang banget ngelihat penampakannya. Dan setelah semakkin dekat, langkah gw percepat (sambil fot2 di kaki gedung baiyoke) dan bahagia ketika menemukan pintu masuknya.

Well meski menyandang gedung tertinggi, tapi gedung ini ga sombong. Dalam arti bukan berada di distrik utama (sepertinya) karena jalan aksesnya pun bukan jalan lebar atau protokol (analisis dangkal saya). Dan harga tiket masuknya murah, Cuma 300 THB. Plus gratis air mineral dengan botol berbentuk gedung BAIYOKE SKY HOTEL yang bisa di ambil di cafe lantai 87. Plus (masih ada) pemandangan bangkok 360 derajat dari ketinggian lantai 88 (entah berapa meter).
new friends, intimate comes
Dengan tergopoh2 gw naik ke lantai 87, dan segera menuju cafe. Sesudah menukar minuman, gw celingak celinguk mencari sosok anna. Gw pun bertanya pada pelayan disana dengan menyebut ciri2 ana. BULE, RAMBUT SEBAHU, PUTIH (YAIYALAH BULE JERMAN), DAN TATTO KUPU2 DILEHER BELAKANG. Tapi sang pelayan nampaknya gak melihat sesosok yang gw gambarkan tersebut. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah lima lebih. Dan gw khawatir anna kecewa karna gw ngaret parah... well, dengan gontai gw lanjut foto2 (lohhhh) di lantai 87 sebelum naik ke puncak lantai 88. Nah di lantai 88 ini lah gw kembali menemukah harapan untuk menemukan anna. Siapa tahu anna sudah teronggok di observatorium deck yang berputar sambil menunggu gw dengan seikat bunga. Tapi ternyata gw tak juga menemukan dia.


me and anna


me and adam

Kembali terkulai lemas, gw hanya bisa menikmati angin semilir khas ketinggian 88 lantai, sambil ngeringin kaos yang basah berlumur keringat.  Dalam kesendirian gw dihampiri sesosok pria bule yang ternyata minta difotoin. Grrrr..... dengan berbaik hati gw memfoto dy, dan keakraban pun terjalin. Dia ADAM KLAUSS dari polandia. Sehabis ikut proyek di kamboja dia sempatkan main ke BKK sebelum balik kampung esok harinya. Kita pun ngobrol ngalor ngidul di atas ketinggian sampe hampir sunset, romantis kan.... (heuuuuu).
Saat asik2 ngobrol, tetiba suara seseorang mengagetkan kita... “ferryyyyyyy”
Ya, anna, akhirnya dateng juga tuh mpok satu. Tapi kali ini dengan seorang pria (suara penonton: ohhhhh #miris). “Sorry im late” sahut anna. Yep itu adalah jam 18 kurang beberapa menit, pas sunset lah... tapi kita janjian jam enam kan, kata anna dalam bahasa inggris tentunya...
Wah, ternyata anna mengirimi saya email lagi buat janjian jam 6 sore/petang. What the....
Well, intimate comes on that afternoon chit chat. Sampe akhirnya kita berfoto bersama di atas ketinggian dengan semburat langit jingga khas kota bangkok.
“bangkok lebih teratur dari jakarta ya” gumam anna yang sudah khatam melihat bangkok 360 derajat dari BAIYOKE SKY HOTEL.
Para bule pun (kelcuali gw) berpamitan pisah. Anna dan teman prianya mau lanjut party di sebuah klab,gw di ajak tapi mengelak, karena sadar diri, siapalah gw ini. Adam pun pamit mau siap2 terbang menempuh langit lebih dari 20 jam menuju poland.

bangkok at nite, so dazzling...

YEP, malam sudah tiba. Malam pertama gw di bangkok (puter lagu rossa malam pertama, berasa saipul jamil dikit2 nyanyi) gw kelaperan lagi. Dan melipir sejenak ke platinum fashion mall, tapi sayang, jam 20 mall2 sudah mulai tutup sebagai dampak demo seantero bangkok.  Well, akhirnya gw ga nemu makanan dan lanjut ke SIAM area berharap mendapat sepiring nasi sebagai makanan pokok yang belum gw temui hari ini (pagi roti + susu; siang ayam + kentang KFC). Setelah berjibaku dengan banyaknya tenda dan pendemo, gw tersadar bahwa jalan rama IV (siam) ini dijadikan pasar kaget oleh sebagian besar warga thai selatan selama masa unjukrasa. Pantesan sejauh mata memandang yang gw lihat muka2 melayu semua.
Iseng lah melipir ke sebuah lapak yang menjual sesuatu dengan pejual berjilbab. Pasti halal saya pun mencoba bertanya apa yang ia jual. Ternyata sup ayam dan ada nasinya. Omagah, senangnya rasa hati... saya pun memesan dengan harga yang cukup murah (lupa, sekitar 40 baht atau 15 ribu lah). Dan lebih sureprice nya lagi, suami sang penjagal eh penjual menyapa bisa bahasa indonesia, tentunya setelah saya terangkan kalo gueh anak gaol jakarta aseli tasik.

meskikucel, tapi masih niat pose di depan maket baiyoke

Ngalor ngidul ngobrol, ternyata datuk yang satu itu pernah kerja sebagai relawan pas merapi meletus tahun 2010 (gak yakin tahun berapa sih, saking seringnya merapi meletus) lalu . pokoknya disini terjalin obrolan hangat, apalagi kita sesama muslim (terharu bertemu sodara anak cucu adam). Pak cik ini pun bercerita kalo banyak orang dari selatan thai ke BKK selama masa demo. Mereka petani dan sebenernya ingin menuntut kehidupan yang lebih baik juga. Apa pasal? Karena selama ini (yingluck memerintah) harga pupuk di klaim naik, dan hasil pertanian di hargai murah. Begitu intinya... setelah menerima curhatan panjang lebar akhi ini (ketahuan gw lupa nama narsum yang satu ini) gw pun berpisah karena udah jam 21 lewat dan takut gak ada BTS. Sebelum naik ke BTS siam, gw pun sempet membeli beberapa cindera mata untuk diri sendiri (kaos), adik, dan mantan. Hoho...
Lelah seharian, hari ketiga ini gw tutup dengan mandi air hangat di hostel dan tidur dengan kasur empuk, selimut tebal dan AC super dingin,,... nite...


Rincian biaya: ah sudahlah, toh murah ini kok. Baiyoke Cuma 300 THB (100rban), makanan Cuma berkisar 15-20 ribu. Dan oleh2 kaos Cuma di bawah 100 ribu. In conclusion bkk bersahabat banget di kantong.

Jumat, 13 Juni 2014

A short trip to pahawang island lampung. #weekend gateway #friendship trip


sunrise @ dermaga pulau pahawang besar

Sebuah email promo menginspirasi saya untuk melakukan sebuah perjalanan, nope tepatnya untuk ikut dalam sebuah perjalanan. Tapi, kalo ikut dalam rombongan dan ga ada yang dikenal, bisa mati gaya juga. So saya ajaklah my easy going friend, Falentina Simamora a.k.a @rittix. Dia juga sebenernya pecinta pantai kayak gw (berubah jadi nor formal), dan gw tau banget dia lagi butuh liburan (teman yang baik kan).

Setelah gw tawarkan, dia ga mau dengan jadwal yang teralalu di penghujung Juni (tanggal 20an). Dan gw juga berfikir demikian, karena menjelang puasa, dan pasti penuh banget. Namun suatu hari bak keajaiban, dia datang dengan penawaran yang lebih spesial dan match sepertinya. Yep, apalah yang tidak bisa dilakukan falen sebagai seorang sosialita handal. Link yang tersebar luas dimana-mana membuat ia banyak kenalan. Nah kali ini dia menawarkan trip yang lebih reliable, karena tanggalnya di awal juni (6-8) dengan harga yang ga jauh beda murahnya.

Intinya, falen menawarkan trip seharga 473.000 pada tanggal 6-8 Juni 2014.  Oke bingit kan? Trip nya ke PULAU PAHAWANG LAMPUNG (prok-prok-prok). Sebelumnya gw semacam punya koneksi sama ni pulau. Semacam love at the first sight. Jadi gw beberapa minggu sebelumnya ngeliat IG temen yg liburan di pahawang. Indah, cantik dan bening (pulaunya loh).  Terus pas beli majalah nat geo travel, (sekarang entah dimana itu majalah) ada artikel pulau pahawang.

Sip, dengan runtutan jalan yang bak jodoh ini, gw putuskan untuk nembak dia. Nembah pulau pahawang sebagai tujuan liburan. Here the story goes (lah terus yang tadi apa???)

Day 1. 6 juni 2014
Pulau pahawang berada di provinsi lampung. So, untuk menuju kesana kita membutuhkan rute yang tidak mudah. Pertama kita janjian di Plaza Slipi Jaya,  jam 21.00 kita berangkat dengan naik bus Primajasa jurusan Kp. Rambutan – Merak dengan harga 20.000 rupiah saja. Jam 23 lewat berapa (lupa) kita langsung menuju ke spot janjian dengan teman yang lain di pelabuhan merak. Ternyata di pelabuhan merak ini banyak bangen grup atau rombongan lain yang juga bertujuan ke lampung, misal ke kiluan dan krakatau.
Abis nunggu beberapa menit, kita langsung cabs ke kapal windu karsa. Gw sudah ga asing lagi dengan kondisi di merak ini, karena setahun sebelumnya gw menyusuri sudut2 pelabuhan ini (liputan mudik). Dan benar, di dalam kapal ini sudah penuh dengan para traveller. Kita memutuskan untuk naik di kelas excecutive, dengan bayar 7000 rupiah, biar bisa tidur selama di penyebrangan. Bonusnya, tv di depan kita nyetel masih dunia lain trans7.

disuguhi (masih) dunia lain di dalam dek.
suasana ruangan eksekutip KM Windu Karsa

Day 2. 7 juni 2014

Selamat pagi dari pelabuhan bakau heni. Akhirnya menginjakan kaki lagi disini. Tahun lalu mengunjakan kaki di bakau karena darurat perlu ke WC. Ah sudahlah.

Well, dari bakauheni, kita pakai minibus buat menuju pelabuhan ketapang yang jauhnya 3 jam perjalanan. Dan sebelum berangkat kita dapat inpoh kalo ada perbaikan jalan yang bikin macet. Pasrah dan tidur lah kita di dalam minibus.

Tiga jam berlalu, jam tangan g schock gw menunjukan pukul 9 tibalah kita di PELABUHAN KETAPANG. Inilah akses menuju ke pulau2 nan ciamik dari lampung daratan ke pulau Pahawang dkk. Ditawari sarapan nasi uduk, gw menolak dan lebih memilih roti. Setelah ganti baju (karna mau langsung nyebur) kapal yang memuat 12an orang ini langsung menuju ke spot pertama dan kedua, perairan sekitar PULAU TEGAL, disini gw mulai tertegun, terperanjak tak berdaya. Sebuah lukisan alam yang luar biasa dahsyat indahnya. Em... lenih tepatnya, gw nervous, karena yang lain langsung nyebur dengan alat2 snorkel nya, sedangkan gw yang baru pertama kali, belum ngerti pake alat2 yang terdiri dari fin (kaki ikan), snorkel (masker dan selang) dan pelampung.

pelabuhan Ketapang, akses nyebrang ke pulau pahawang dan kawan2

(masih) pelabuhan ketapang

spot snorkeling 1, sekitar pulau tegal

(masih) sekitar pulau tegal. ini efek nonton (masih) dunia lain kayaknya, saption dari tadi pake (masih) terus. zzz


Akhirnya setelah berdoa dan buka baju gw pakai itu pelampung (masih takut tenggelem, tapi bisa renang kok), snrokel dan fin. Byurrrr..... hangatnya air laut dan buih2 yang ditimbulkan membelai halus badan gw yang awesome ini. Seketika pandangan langsung tertuju ke bawah, melihat jernihnya dan beragam bentuk karang dan terumbu. Oya, ikan2nya ga kalah ciamik.

Setelah puas, kita lanjut ke spot ke tiga, PASIR TIMBUL. Tapi sayangnya air lagi pasang. So, pasirnya ga terlalu timbul. Disini banyak banget turisnya (lokal ya), termasuk anak kecil. Dan disini, lebih mirip kolam renang alami yang luas banget.  Dan akhirnya kita ga berlama2, karna disini penuh dan rencananya makan siang di spot ini pun gagal.


swimming (almost) naked near pulau tegal (2nd spot)

inilah pasir timbul. sayangnya lagi pasang, jadi pasirnya ga terlalu timbul. tapi airnya cuma setinggi lutut (50cm)

Spot ke empat yaitu, PULAU KELAGIAN KECIL. Disinilah kita makan siang, sambil selfie, dan berenang. Sekali lagi, pantai disini berair jernih, bak kolam renang ciptaan tuhan. Tapi sayang, karanfg dan panorama bawah airnya ga terlalu bagus. Mungkin disini lebih bagus panorama ata air nya. Cocok buat foto prewed loh. Nih buktinya, temen ane Inta dan Bimo ala2 foto prewed dsini.

Udah ah, ga usah banyak cerita,nih nikmati aja foto2nya...

ini gw gak sadar loh lagi difoto (tapi jadinya bagus). masih di pulau kelagian kecil

penampakan pulau kelagian kecil. gak berpenghuni, tapi enak buat yang butuh kesunyian.


inta n bimo. bak sedang foto prewed


Spot terakhir dihari ini adalah PAHAWANG KECIL. Ga terlalu banyak yang bisa di ceritain, koz lupa. Saking banyak memori yang disimpan di otak. Halah. Apasih.
Oya baru inget, disini terdapat rumah pribadi milik seorang berkebangsaan jerman. Dan seolah pulau ini jadi pulau pribadi dia. Disini ga terlalu lama, tapi yang pasti semakin kesini, semakin ciamik spot snorkeling nya.

Dan akhirnya kita berlabuh di pulau PAHAWANG BESAR. Yep, inilah pulau yang berpenghuni dan tempat kita nginep. Menurut hasil riset dengan mewawancarai Bapak.... (lupa namanya, maaf saya reporter traveling yang ga baik), pulau ini terdiri dari 120 KK alias kepala keluarga (penduduknya ga tau), disini terdapar sejumlah fasilitas untuk warganya. Diantaranya puskesmas, sekolah dari SD-SMA, dan mesjid. Dipulau ini terdapaat beberapa suku, semisal jawa, sunda, aseli lampung, dan JaSeng alias Jawa serang. Selayaknya provinsi bandar lampung yang jadi tujuan utama transmigrasi dahulu kala, pulau ini juga banyak dihuni oleh transmigran.

Inilah sedikit panorama pulau PAHAWANG BESAR, tempat saya dan 28 orang lainnya dalam trip ini bermalam.
puskesmas pulau pahawang

jalan di pemukiman pulau pahawang besar

mesjid pulau pahawang

dermaga pulau pahawang besar


siluet dua bocah pahawang

niat hati mau fish teraphy. lagi duduk di dermaga pulau pahawang gede

pulau pahawang besar at glance



Day 3. 8 Juni 2014

Hari ketiga, sekaligus hari terakhir trip yang digawangi oleh admin Samiaji dan Bagus ini.
Setelah menguber foto sunrise, walau kesiangan, tapi akhirnya dapet juga. Ambil foto sunrise paling jempolan di dermaga. Konon katanya dermaga ini di bangun oleh orang asing yang punya villa di pulau ini. Hm... dimana coba peran pemerintah.

Di dermaga iniada beberapa turis yang udah foto2 alay dengan gaya khas mereka. Tapi yang paling menarik ya warga yang mancing. Karena di balik airnya yang jernih, ikannya banyak juga, dan para mancing mania setiap 10 menit sekali dapet terus (strike).

mancing mania pulau pahawang besar


Well, setelah foto2 sunrise, makan, kita pun lanjut ke spot2 snorkeling yang bakal lebih awesome. Dan ternyata (langsung ajalah) benar. spot di hari terakhir lebih mencengangkan. Hari ini Cuma ada dua spot yang dikunjungi (rencananya tiga), karena kita nguber waktu biar pulang cepet.  Yepspot nya hanya perairan di sekitar TANJUNG PUTUS.

Menurut saya dari semua spot, perairan tanjung putus ini yang paling bagus. Pertama sedikit banget bulu babi yang kita temui. Di tanjung putus 1 malah saya ga liat sama sekali. Tau kan bahayanya bulu babi? Itu aja baru bulu nya, apalagi babinya. Hahaha.
Jadi di tanjung putus 1, secara geografis oke banget. Perairan ga terlalu dalam, sekitar 2-3 meter. Dasarnya becampur antara pasir, terumbu karang, lamun, dan pantai (yg menuju kepulau). Saya pun menyempatkan berenang ke pulau. Berasa di film THE BEACH gitu.haha. Oya, satu lagi disini banyak banget clown fish atau ikan nemo. Dan benar ternyata, ikan nemo itu selalu berdua. Yang besar dan yang kecil. Makanya di film finding nemo, sang ayah dan sang anak diceritakan hanya berdua.
Disini juga kita (gw, falen, inta, bimo) puas2in berfoto. Mungkin lebih tepatnya, gw yg motoin mereka,. Well, tanpa banyak kata, saya persembahkan foto2 keindahan TANJUNG PUTUS...


payen snorkelingg di tanjung putus spot 1


tanjung putus spot 2


Perjalanan 3 hari 2 malam *bersihnya sih 2 hari 1 malam) yang menyenangkan. Apalagi impian menyambangi pantai nan cantik dan bersetubuh dengan air laut yang jernih sudah tercapai.


Dalam perjalanan darat menuju pelabuhan merak, kita singgah d baso sony yang kata orang2 enak. Dan kita juga beli oleh2 di HEN2. Ada yang kalap gitu beli keripik pisang dan kemplang *lirik keranjang belanjaan inta.

Banyakpelajaran yang bisa dipetik. Tp sebagai jurnalis sih, kami menyarankan agar pemprov lebih memperhatikan sarana dan prasarana menuju pahawang.
Well, short but nice, plus huge experience. Pahawang, we love ya....

bakso sony. sudi mampir lah...

secuil potret kota bandar lampung


So, Where’s next?