Senin, 30 Maret 2015


Travelperience series
South korea, the unpredictable soulfull journey

Yep, sama seperti judulnya, perjalanan saya ke korsel memang tak terduga. Mungkin kebanyakan orang indonesia terutama para cewek pengein ke korsel sebagai efek drama korea dan boyband nya yang kinyis2 itu. Sama sekali kalo gw ga kepikiran buat mengunjungi negeri ginseng. Bahkan ketika terlibat suatu diskusi ringan, “negeri mana yang ingin kamu kunjungi” tanya seorang temen, gw jawab ya filipin, jepun, atau maladewa. Ya, intinya yang banyak pantai. Kalo jepang sih memang mau melihat keajaiban negeri doraemon yang maju dan canggih tapi masih menjunjung tinggi adatnya.

Skipp...

Well, pada suatu malam selepas mandi, saya kaget melihat layar bb ada satu panggilan tak terjawab. Dan munculah 1 sms dari nomor yang sama dengan nama kontak “korlip” (koordinator liputan). Rasa waswas muncul dalam benak, anduk yang masih melilit di pinggang untung masih terpasang rapih (apa urusannya). Dan sms yang biasanya horor pun (ferry besok liputan shift 1 alias subuh) atau (ferry kamu geser liputan ini ya, itu ya...) berubah menjadi manis seperti ini “ferry kamu tangal 17 nov liputan ke korea ya sama DPD”. Hm... mencoba tegar dan biasa aja...

Dan hari itu pun tiba, sebelumnya saya sangat sibuk dengan liputan politik yang mengharu biru antara KMP dan KIH yang tak kunjung reda. Setiap hari hampir main ke rumah oma mega, opa hatta, ngeliat om dagu, babeh brewok... ahhh, nampaknya saya butuh liat yang kinyis2 ala di drama korea nih..
Saya beserta rombongan DPD yang diketuai uda IRMAN GUSMAN berangkat menggunakan pesawat garuda jam 23.25. para anggota dpd berada di kursi bisnis, sedangkan kami wartawan di kursi ekonomi. Tapi gapapa, di ajak aja udah lumayan. Hihi... Oya, wartawan yang ikut Cuma 4 orang, saya satu2nya wartawan tv, ada mba edna caroline (wartawati handal kompas cetak), yusran yunus (wartawan senior bisnis indo) dan bang bakti munir (temen yang sering nongkrong di KPU dari sindo cetak).

Hari pertama (selasa 18 nov)
Akhirnya setelah 7 jam-an di atas udara laut tiongkok selatan dan sekitarnya, kami mendarat di bandara terbaik di dunia untuk beberapa kali (maap kurang sientifik) INCHEON INT AIRPORT. Bandara ini punya tagline more than just airport. Ya iyalah, selain gede, bersih, canggih, semua ada. Tapi ga saya coba semua sih. Tapi kalo fasilitas memanjakan pengunjung kayaknya masih juara changi (padahal belum pernah ke changi). Well,ini beberapa penampakan bandara incheon yang sering jadi lokasi suting drama korea, film asing (hello stranger, thai movie) dan AADC versi line (katanya).
Foto incheon

salah satu sudut bandara Incheon, ruang keberangkatan.


sky line kota Incheon dari dalam bus sesaat keluar dari bandara.


Kota incheon dari jalan tol keluar bandara. Kota ini baru aja jadi host asian games 2014. Next, jekardah dong...

Setelah saya buka here maps from my lovely lumia, ternyata ini bandara ada di sebuah pulau. Di kota incheon yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan darat by bus ke ibukota seoul.

Why soulfull? Yep, karna perjalanan selama 4 hari ini sangat menyentuh jiwa saya, dan mungkin siapapun yang berkunjung ke negerinya PARK GEUN HYE ini...cekibrot lah untuk lebih jelasnya...

Hari pertama saya dan rombongan mengunjungi kota suwon dan pusat provinsi gyeonggi. Suwon is a home base for one of biggest electronic corp, SAMSUNG. Yep,kita melipir lucu ke kantor pusat pengembangan produk samsung. Lebih banyaknya sih ke samsung innovation museum (SIM). Disini kita melihat evolusi produk samsung, dan berbagai jenis alat elektronik lainnya. Saya dan temen2 wartawan udah dag  dig dug ser, kira2 setelah kunjungan kita dapet gadget apa ya? Dan ternyata... zonk, Cuma dapet case paspor dan foto, itupun ga ada foto saya, karna saya ambil gambar. Maklum jalan sendiri tanpa kameramen.

Aneka alat elektronik (TV) dari masa ke masa di SIM




 cakep yah? Gedungnya. Tapi orangnya juga sih

Selesai dari situ berkunjung ke kantor pemerintah provinsi gyeonggi. Ini lebih kunjungan politis sih, so, ga usah panjang2 yah bahasannya... intinya DPD indonesia bekerja sama dengan provinsi gyeonggi... cukup ya...

Hari kedua (rabu 19 nov)
Hari kedua lebih merupakan inti kunjungan rombongan dpd ke korsel. Yakni untuk mengajak investor korsel menanamkan modal di indonesia, lebih tepatnya di provinsi sulawesi tenggara. So selain uda irman yang memberikan speech di hadapan 100 pengusaha korea, gubernur sultra bapak Nur Alam juga memberikan presentasi ttg potensi provinsi ini. Mulai daritambang nikel, kopra, dan hasil bumi lainnya. Hasil bumi, berasa pelajaran ips...

Malam hari, gw bang yunus dan bang bakti JJM (jalan2 malem). Karna itu udah jam 22 lewat, makanya kita juga bingung mau kemana karna hampir toko2 udah tutup (ketahuan banget pengen belanja). Untungnya hotel kita letaknya pas di pusat kota, jadi deket kemana2. Nah, salah satu hot spot yang gw cek di maps deket sama hotel adalah..... (suara drummmm), NAMDAEMUN MARKET alias pasar NAMDAEMUN. Berdasarkan iklan indomi* yg cita rasa asia, pasar ini salah satu spot menjual bulgogi. Tapi apa dinyana, ternyata, pas kita kesana hampir toko2 udah tutup. Karena laper, otomatis yang kita cari makanan. Bulgogi gak dapet, karena sejumlah pedagang disitu bilang udah pada tutup kedai nya.

Yasud, daripada balik hotel dengan perut kosong, warung tenda khas korea yang sering kita liat di serial korea, akhirnya kita sambangi. Kita nannya itu halal atau enggak, penjualnya yang ibu paruh baya, ngangguk2 aja tanpa ia ngerti bahasa enggreeess. Hm... akhirnya kita milih makanan yang netral (sea food dan mie,ya... mie khas korea yang suka di jual di supermarket gede di indonesia). So gw mengasumsikan makanan kita, aman, dan halal (insya allah).

Gerbang Pasar Namdaemun

Suasana pekerja kantoran Korea sepulang kerja saat makan di salah satu warung  tenda di Namdaemun. Drama korea banget kan?


Hari ketiga kamis 20 nov
Hari ketiga ini sebenernya hari bonus sih, karena kunjungan formal pun hanya ke kantor IT saja. Selebihnya wartawan di bebaskan untuk jalan2... yuhu... tapi tetep, jalannya baru bisa sore, itupun pake banget.
Selesai wawancara pak Irman Gusman soal perekonomian, politik dan kerja sama kedua negara. Saya bergegas ke kamar, simpen alat yang bisa disempen, dan BERKARYA...
Sebagai wartawan tv, ya apa lagi kalo bukan liputan. Tapi harus digaris bawahi liputan yang kali ini gw lakukan yaitu liputan ringan alias features.
Karena lokasinya deket hotel, dan menurut gw spot ini OK banget, maka gw memutuskan buat bikin liputan tentang SUNGAI CHONGGYECHEON. Yep sungai ekstra bersih ini mengalir di tengah kota seoul yang sibuk dan canggih, bak oase di padang pasir memberi kesejukan bagi warganya. Ga Cuma aliran sungai yang jernih doang brew, disini suka ada event tematik, pas gw melipir sana eventnya adalah festival lampion. Yang katanya Cuma dua kali setahun, di awal dan akhir tahun. Beruntung banget gak gw? Tapi kalopun gak ada lampionnya, sungai ini setiap malam makin endah dengan lampu warna warni, lobang lempar koin, dan tentu saja suasana romantis yang mana tiap pasangan disini selalu jalan bergandengan atau palukan. Gggrrrr... bikin iri, pengen, tapi,,, ah sudahlah...

Gw puas banget karna ambil gambar sendiri, bahkan untuk on cam yang dilakukan secara manual dan berkali2 karena harus dapet komposisi yang pas. Tapi in the end ada campers yang bilang head room nya ketinggian, jadi gw kayak kelelep. Anyway, ini foto2 penampakan sungai CHONGGYECHEON...

terkagum akan sungai Chonggyecheon

Lampion ciamik di atas aliran sungai chonggyecheon



Kalo aja ada di indonesia, pasti keren. O iya, katanya di sungai sekitar Istiqlal bakal disulap kayak gini juga, kalo ga percaya melipir aja ke istiqlal, ada papan project nya ko. Mudah2an terealisasi aja ya,,, jangan kayak monorel yang idup segan mati tak mau. Kapan indonesia sejajar ama negara2 maju asia coba.

Gw menghabiskan waktu di Chonggyecheon hampir dua jam, dari jam 17.00-19.00. gimana gak lama, gw kan gak terbiasa ambil gambar, jadi wajarlah kalo agak berkali2 ambil gambar, demi hasil yang sempurna.
Selepas sungai yang susah ngetiknya itu, gw lanjut ke pasar2 malam sembari menuju hotel. Bahkan gang2 kecil yang menjadi tempat jualan PKL bersihnya minta ampun. Gak ada sampah, gak becek, gak bau (kecuali aroma alkohol/soju dan minyak Babi yang semriwing sewaktu2). Dan satu lagi,seoul itu salah satu kota teraman di dunia (menurut sebuah survey yg pernah gw denger) jadi ga usah khawatir ada copet, jambret, maling, bahkan mungkin istilah2 tadi gak ada dalam bahasa korea, saking gak adanya tindak pidana itu.

Dotta mall, malam2 jam 23 masih rame...



Setelah nunggu satu jam, akhirnya 4 wartawan membandel ini (nekat jalan tanpa di dampingi org DPD yang ngajak jalan, tapi pas ditungguin mereka lama banget) jalan sendiri ke kawasan DONGDAEMUN yang konon merupakan kawasan fashion murah yang bisa di jadiin tempat beli oleh2 orang indo. Why? Nanti bakal tau alasannya...
4 wartawan bandel ini pun turun di DOTA mall. Mall biasa aja (kayak ambasador kalo di jakarta mungkin ya...) tapi lengkap. Setelah nannya kesana kemari, kita belum juga nemu toko suvenir khas korea yang biasanya di datengin turis indonesa... akhirnya kita pun di telpon org DPD yang udah pernah kesini sebelumnya. Setelah ketemu, kita di ajak ke toko YANG PENJUALNYA ORANG KOREA TAPI FASIH BERBAHASA INDONESIA. BAHKAN BAHASA INDONESIANYA MEDHOK KAYAK ORANG JAWA. Oh god, kita kayak ketiban rejeki, secara dari kemaren2 dikit banget orang korea yang bisa bahasa inggris... padahal negeri ini bisa dikategorikan negeri yang paling banyak dikunjugni turis asing...



Anyway, DOTA itu mal keren, terintegrasi dengan stasiun bawah tanah (kayaknya hampir semua gedung di seoul terintegrasi sama subway sistem) dan toko2 di sepanjang tunnel dari stasion ke mall, nah toko2 inilah yang harganya lebih bersahabat di kocek, barang2nya pun gak mengecewakan...

Jiwa gila belanja lo bisa makin buas kalo disini. Belum lagi kalo melipir ke tempat lain di daerah ini juga... atau kawasan lain semisal GANGNAM, ITAEWON yang sama2 hype nya...

Hari keempat (21 november)

Bye bye seoul, jam 8 pagi kita udah harus cekout, karena penerbangan kita jam 11 menuju ke jakarta. Well, soulfull seoul telah membuka mata saya betapa negara kecil tapi dengan masyarakat yang maju menjadi daya tarik tak hanya pariwisata tapi dalamsegala hal. Udahlah, yang pasti pengen sih kesana lagi... tapi mahal...
Selesai. See ya in another travelperience...



Act like a local
Selama di seoul ada beberapa hal yang gw lakukan bak warga korea. Terlebih dari segi makanan, ya iyalah... gak mungkin juga ya gw nemu sambel lalapan disini.

1.   Makanan khas
Gw coba bulgogi, sushi, kimchi, dan yang paling mengena,ya makan di tenda khas pegawe kantoran korea nongkrong dimalem hari...
Cekibrot makanan2 yummy gw selama di korea...
Bibimbap, salah satu yang mengena di lidah dan rasanya Korea banget...

2.  Mandi, mandi, mandi
Mandi mah semua orang di seluruh dunia juga sama keleuuus. Eits, tapi yang beda di korea (dan jepang juga sih) yaitu... mandi di tempat pemandian umum... yep, kalo jepang nyebutnya ONSEN, di korea populer dengan JIMJILBANG. Intinya sama aja sih, mandi, berendem di air panas, dalam ruangan yang banyak orang, and you have to throw away all your clothes alias telanjang, telenji, naked, nude, naturist atau apapun itu. Kayak bayi baru lahir lah.

Selepas nge-gym di hotel pas jeda waktu kosong (biar berkeringet n ga kedinginan sih tujuannya), eh hotel juga punya fasilitas spa dan sauna. Gw sih emang udah tau kalo sauna di korea ya harus telentang, eh telanjang, jadi agak gak kaget ketika melihat orang2 berseliweran tanpa sehelai benangpun bahkan ketika di ruang ganti/loker. PS: cewe dan cowo terpisah, jadi jangan ngarep berpapasan dengan jesica atau personel SNSD lainnya...

Pertama gw ragu karna udara dingin bingit, meski udah cukup panas di gym. Tapi tetep ogah menanggalkan baju. Setelah ucap bismillah dan menarik napas panjang, dan... srot... celdal calvin klein yang menutup ferry junior pun terpksa ditanggalkan. Akhirnya gw sedikit menutupi dengan anduk kecil yang biasa dipakein dikepala kayak di pake di drama2 korea itu. Dan yah begitulah cerita ngejimjilbang gw, gak perlu detil lagi ya ceritanya... intinya im feel like a baby, eh like a korean who take a jimjilbang after a tiring day. Risih, gak lah, wong semua kayak kita kok telenji, kalokita sendiri yang pake celdal nah baru di tegor petugas yang pake baju lengkap, licik ya....

Perpaduan gym n spa, badan seger lagi... meski gw gak pijet karna mesti bayar lagi kalo itu...
Gw gak ada koleksi foto ya kalo di dalem sauna ini, hihi...


3.  Hidup teratur dan tertib
Inilah hebatnya negara maju, sebuah peraturan di terapkan dengan sangat ketat. meski di indonesia juga gw tergolong yang manut, tapi disini harus lebih manut.
Pas di CHONGGYECHEON, sungai yang bersih ini juga tertib, pejalan kaki harus sesuai dengan aliran, artinya semua org berjalan di sebelah kiri sungai, jadi gak ada yang jalannya berseberangan. Ngerti ga? Ya intinya arus jalan pengunjungpun di buat satu arah, gitu loh. (gw juga bingung dengan kata2 tadi)
Jadi pas gw mau ambil gambar ke spot yang lain dan berjalan melawan arus pejalan kaki lain, gw disamperin petugas yang bertebaran di sepanjang sungai. Intinya kata dia gw ga boleh jalan berseberangan dengan arus jalan yang sebenernya. Wih... canggih kan, kalo di indo mah boro kayak begini kan. Terus ada orang yang gw kira bukan org seoul, mau mendekat menyentuh aliran sungai, langsung dideketin petugas, katanya pengunjung hanya boleh melihat, gak boleh deket2 bahkan menyentuh aliran sungai. Kayaknya biar lebersihan sungai tetep terjaga... ini nih yang patut di contoh negara kita...

Pas mau balik ke jakarta, gw dan mba edna yang beli barang cairan kena filter oleh petugas bandara. Intinya benda cairan mesti masuk bagasi, gak boleh di bawa ke kabin. Padahal itu barangnya Cuma dua cairan pembersih muka (ups ketahuan deh) dan satu parfum yang dibeli mba edna. Akhirnya gw harus cek in ulang ke konter Garuda, dan jalan lumayan jauh cuy secara ini bandara gede banget... utungnya masih sempat dan gak keburu2 juga sih karena pesawat masih jauh.
Nah yang canggihnya lagi, pelayan disana ramah2 meski bahasa inggrisnya kayak kumur2. Mereka mempersilakan kita dengan manusiawi padahal penumpang disana yang mesti mereka layani banyak banget. Terkadang di negeri kita, faktor lelah melayani costumer yang banyak, berdampak pada kejutekan pelayanan. Bener ga, setuju ga?

4.  Modis modis dan modis
Orang korea, terutama seoul itu sadar fesyen banget. Gw tidak bermaksud mengkategorikan diri sebagai seorang yang modis sih, tp berusaha untuk itu. Karena sejauh mata memandang, orang2 seoul berpakaian sangat baik, ya cowo ya cewe. Yang lebih ekstreem, beberapa gw liat cewe2 korea dengan plester diidung dan berkaca mata item berseliweran di mall. Yang artinya mereka baru aja OPLAS alias operasi pelastik.

Gaya2 mereka bisa jadi panutan kita dalam berpakaian sih, tapi ya disesuain aja. Kan kalo di indonesia cowok dengan rambut lurus dan berwarna kurang lazim dan justru aneh. Atau lalu lalang di jalanan dengan coat tebal, hm.. kayaknya aneh kalo di jakarte begitu.
Lebih pada sepatu mereka yang keren2, tas yang oke, badan yang proporsial mungkin efek wamil dan nutrisi yang benar, dan wajah mereka yang ga berminyak berjerawat kayak gw... akh... sudahlah...


sekian travelperience gw. sampe berjumpah di nyampahan gw selanjutnya... ciao...

lots of love,
Ferry