Minggu, 12 Februari 2017

MY BACKPERIENCE OVERLAND MALAYSIA – THAILAND






IVE BEEN HERE ALL NITE, IVE BEEN HERE ALL DAY… (hayo tebak lagu apa…) HALAH… gegara abis dengerin lagu itu di radio (sumpah di radio loh ya, bukan dari playlist sendiri…) jadi ketulis ga sengaja…
Oke skip.
Dosa…, dosa besar saya tak menulis pengalaman berharga ini ke blog pribadi. Dan lebih NISTA (NISTAGRAM keles, ITU INSTA>>>>) ini sudah belalu hamper satu tahun. Well sebelum genap setahun, mari kita ketak ketik… PENGALAMAN SOLO BACKPACKING KE MALAYSIA DAN THAILAND SELATAN MELALUI JALUR DARAT…. (sengaja capslock biar mudah kedetect di google, jadi syukur2 ada yg baca.)
Hikmah berburu tok, eh tiket murah ini kembali menghampiri diri di akhir 2015. Setelah pada april 2015 ke negeri mungil singapura, dan melihat keajaiban negeri singa.(cek postingan sebelumnya kalo blm baca.) maka pertengahan atau bulan april 2016 saya dapat tiket CGK _KL _CGK murah meriah. Gak sampai 1 juta, kalau masih inget 700ribuan mendekati 800ribu. Well, kenapa KL Malay, padahal di November , sebulan sebelumnya saya dpt kesempatan liputan ke sana, dan di maret sebulan sebelum hari H kembali dapat kesempatan ke KL. Duh ada pertalian apa ya awak dengan negeri nya cik siti ini, karena saya mau ke THAI dengan cara yg tak biasa. LEWAT DARAT. NOTABENE pengen nyoba aja proses imigrasi dari Malay ke thai via darat. Apakah setegang malay – sin yang sempt saya alami di bulan maret. Hm…

Senin, 11 april 2016
Well, hari yg dinanti pun tiba. Senin 11 April 2016, kaki gak semampai saya pun mendarat di KLIA2. Mall with airport (keren kan tag line nya, ill tell u latter). Mall eh erpot yg jadi home base nya AIRASIA ini modern, simple namun luas. Beda dengan kLIA yg Nampak klasik dan mevvah arsitekturnya. Saya mendarat pagi jam 10an, kamudian keliling mencari sarapan sekenannya, dan jatuh pada … AUNTIES ANNE… (di jkt pun berantakan) saya akhirnya bimbang. Apakah akan menuju KL sentral dengan bas, atau KLIA expres (kereta, eh train. Kerana kereta merujuk pada car atau mobil dalam bahasa).  Akhirnya setelah itung kancing naik bas kerana lebih murah.  Perlu klean tahu, KLIA itu bukan di KL, jangan terpedaya pada namanya. Bahkan lebih jauh dr pada Soetta yg masih nempel dengan bibir Jakarta barat. KLIA terletak di sepang yg adalah luar Kota KL. Dan butuh waktu sejam lebih dengan bas untuk menuju KL sentral. Saya memutuskan tak turun di KL sentral kerana BAS berhenti di dekat sebuah stesen (stasiun) yg ternyata selemparan batu menuju ke pasar SENI (PS). Tujuan saya pertama. Oya kenapa saya ngebet, kerana memang pengen aja keliling pasar seni yg menjual aneka cenderamata khas Malay. Oya, disini sekalian cari makasn siang juga, kerana perut sudah minta diisi(kembali).
Sepertinya harga dan cenderamata disini lebih mahal deh (setelah dibandingkan dengan kawasan bukit bintang (BB), karena pas  bulan maret saya belanja oleh2nya di BB), hanya disini memang dikhususkan gitu. Ya begitulaah (ga nyambung ye). Jadi kalau mau beli oleh2 coklat, gantungan kunci atau tempelan kulkas, BB is the mostb recommended spot. Selesai keliling dan sarapan.  Saya jelajah sekitaran PS, saya nemu sebuah barbershop yg dikelola orang keturunan india. Saat masuk, aroma khas rempah india menyeruak. Dan tuan takur pun yg fasih bahasa melayu menyapa saya… dan rambut saya pun dipotong seperti ini jadinya…
Oya, tahun lalu saat di SIN, saya juga menyempatkan potong rambut. Bukan gegayaan potong rambut doing mesti ke LN. Bukan.., tp ya klenik nya, biar ninggalin anggota tubuh di Negara tertentu (rambut kan anggota tubuh, sehingga bisa kembali lagi suatu saat nanti. Ini terbutkti di maret 2016 sya ke SIN lagi, meski urusan kerjaan yg tak terduga) Padahal mah emang udah pengen potong aja. Setelah lumayan ganteng saya naik monorel menuju ke dataran merdeka, tempat Malaysia proklamirkan kemerdekaan. Disini terdpat tiang bendera tertinggi didunia. Dan ada sebuah bangunan peninggalan Inggris (duh lupa namanya) yang jadi ikon Malaysia juga (sebelum ada petronas dan KL tower). Setelah puas, saya menuju masjid jamek, salah satu masjid tertua di KL. Jaraknya dari dataran merdeka dekat saje, jalan kaki 10-15 menit sampai. 

mandatory pose...
 
Sore menjelang saya sudah janjian dengan teman untuk bertemu di Suria KLCC, mall di lantai2 awal petronas twin tower. Teman saya itu Teuku adnan, bertemu pertama kali saat saya liput penghitungan suara pemilu LN tahun 2014. Beliau  itu ketua penyelenggara pemilu di Malaysia. Malaysia merupakan Negara dengan jumlah pemilih terbesar, 1 juta lebih (secara banyak tki disana) maka dari itu saya dulu pernah wawancara beliau dan kenal lah… saya janjian karena beliau ingin mengantar saya ke terminal bersepadu selatan (TBS) untuk mendapati bus yang akan menghantar saya ke Hatyai.
Setelah bermacat2 ria (KL macet parah bak jKT), saya tiba di TBS. dan lemes seketika kerana tiket malam itu habis. Well, akhinrya saya dibelikan (catat, dibelikan) oleh bang adnan tiket keesokan harinya, pagi sekira pukul 9 menuju hatyai. YAIyyyy… oya, kebaikan bang adnan tak berhenti disitu, ia mengajak saya makan malam tapi menjemput temannya dulu di bandara. Mba linda, seorang dosen ilmu politik di UNCEN Jayapura yang sedang ambil doctoral di salah satu universitas di malay. Well, makan malamnya syahdu banget, di tengah kota KL lupa nama lokasinya, tp latar belakang gedung twin tower. Makanan nya khas melayu yg berempah. Dan sampe kenyang parah. Pulang pun harus dibopong (boong). Dannn kebaikan lainnya, saya di booked kan hotel oleh bang adnan. Gkgkgkg (banyak gratisan hari pertama…)
Well, hamper jam 00 saya tiba di kamar HRATIS itu, mandi dengan pemandangan kota KL yg udah sepi (beneran loh, saya mandi dengan gorden di jendela kamar mandi yg terbuka, mudah2an ga ada paparazzi), tidur, dan siap2 berpetualang ke THAI di hari kedua. 

Selasa, 12 april 2016
Bangun subuh, naik taksi menuju TBS, menunggu dengan ganteng deh bis ke Hatyai. Oya, ini terminal berasa Bandara. Bersih, luas dan teratur. Ga ada yg namanya calo, preman, pengemis. Duh,, jadi sedih kalo dibandingin sama terminal di negeri sendiri. Padahal kita meredka duluan, ah… sudahlah… 
ruang tunggu alias boarding room terminal

Bis saya pun melaju ke utara. Mampir di beberapa titik untuk jemput penumpang di nonterminal. Dan berhenti sekali untuk makan siang masih di wilayah malay. Makan siang saya cukup rati dan jus manga, tapi bikin kenyang. Di cek point, kami harus turun satu persatu, antri cap paspor keluar malay. Oya, imigrasi malay masih bagus, rapih… dan jalan kaki lah kita ke imigrasi THAI. Suasana Thai mulai terasa. Ada bendera Thai yg keren perpaduan warnannya itu, dan disini agak tak seteratur di imigrasi malay sih. Antrinya pun lebih lama,. Sampai akhirnya… kami semua penumpang satu bus selesai imigrasi. Dn lanjut perjalanan. Hamper maghrib (bayangin berapa jam KL – hatyai) kami tiba di titik turun terakhir. Saya salah. Harusnya turun di terminal Hatyai yang sudah terlewat. DON’T PANIC is the key. Pak sopir pun acuh tak memberi solusi, saya turun di pusat kota Hatyai.
Setelah Tanya adakah VAN (sejenis travel jkt – bdg) yang langsung ke AO NANG, Krabi,eh Agen penjual tiketnya tutup. Dan menyarankan esok pagi lagi dating untuk membeli tiket. Padahal kerai took agennya baru setengah tutup, saya maksa (org Indonesia banget kan) pun ga digubrisnya. Well, banyak cara lain kea o nang, tujuan akhir saya di Thai. Termasuk naik bus yang lebih murah pastinya. Malam itu malam tahun baru thai alias songkran,. Maka di Hatyai pun ramai orang2 saling lempar air. SAYA yang tak  niat basah2pun disiram orang2 di jalan. Huft.karena hari udah semakin malam. Otak saya semakin berputar. Mesti tidur dimana nih malam. Masa ngemper, kan gak lucu…
Akhirnya saya memutuskan ke TERMINAL HATYAI dengan songthaew (macam angkot bak terbuka) yang SAYA CARTER SENDIRIAN), SAYA BAYAR CUKUP MAHAL (UDAHLAH GA PERLU SEBUT NOMINAL, MUNGKIN ini balasan dari serba gratis di KL. Tiba di terminal saya cari loket bus kea o nang, and finally dapat… jam 20/21 bus menuju ao nang dan tiba disana jam 12an malam, yeay…
So, sambil menunggu waktu berangkat bus, saya pun cari makan. Alhamdulillah ada penjual nasi bekerudung, it means makanan halal. Dan ibuk penjual pun bisa cakap melayu. Alamak senang pula awak bisa numpang charge HP kerana baru beli perdana, dan mau uplod foto di IG (PAMER udah sampe THAI).
Hamper jam 21, bus yg saya pesan ga muncul juga di jalur 1. Saya nannya ke orang2 dijawab dengan bahasa thai. Padahal udah nannya pake bahasa inggris, dan bilang ga bisa bahasa thai. Duh gusti. Ternyata eg ternyata busnya pindah jalur. Untung. Disinilah pepatah “malu bertanya sesat dijalan” benar adanya. Perjalanan dengan bus apa adanya (tapi dikasih selimut, cihuy ga?) pun berakhir buat saya selama 4 jam. Jam 24 lewat saya duturunkan paksa (dramatisir) di pusat kota krabi alias krabi town. Tapi kok sepi, ga ada orang, tengah malem pulak.
Akhirnya tiba lah seorang bapak menghampiri saya. Dengan sebuah sepeda motor ia nannya “bang ganteng mau kemane lo…” eh salah dia nannya nya gini “912730165893590719274-17-29rihflwsld;ph,” pokoknya bahasa thai. Setelah dijelaskan, well dia ngeh dan bersedia nganterin gw sampe bibir eh depan tuh hostel tempat nginep. Setelah menempuh hutan, em kebun deh, ya kebun kelapa (yakin berarti gw ga disasarin, karena kelapa means deket pantai)  selama hamper 30 menit. Gw ti tiba di LITTLE HOME ao nang, sang penjaga hostel yang sudah saya email kalao saya akan cek in telat pun, langsung terbangun dan memberikan saya kunci. Well, jam 01.00 saya pun tiba di kamar hostel.

Rabu, 13 april 2016
Setelah mandi dan beres2 saya benar2 pengen meluruskan badan. Ya sekitar jam2 pagi saya baru bisa tidur. Lampu saya matikan, gorden kamar saya buka lebar, agar pemandangan keluar  (bukan pantai, tapi garasi dan kamar hotel sebelah) terpampang nyata, Dan…
Jreng, jreng… baru beberapa menit, terlelap. Tiba2 sesosok bayangan hitam mendekat, dan seolah ada didepan saya. Padahal saya tidur di ranjang tingkat dan di tingkat kedua pulak. KETINDIHAN. Ya fenomena itu ternyata ada juga di negeri org. buktinya gw mengalami nya di Thai. Ga bisa bangun, padahal mata seolah terbuka dengan pemandangan actual saat itu. Tapi mulut terkunci, badan terdiam tak bisa gerak. Setelah mencoba membaca ayat2 suci, akhirnya diri ini terbebas. Bayangan hitam itu perlahan sirna, namun tetap tak kuasa membendung cucuran keringat. Ingin kembali tidur, tapi ragu… well, karena ini hari panjang saya pun tertidur dan bangun kesiangan…


inilah kamar ho(s)tel selama saya di Ao Nang.

Sekitar jam 7 saya bangun, menikmati sarapan seadanya (roti dan teh manis) saya Tanya ke resepsionis berhijab (mayoritas org thai selatan memang muslim) ternyata dulu lokasi ini kena dampak tsunami 2006. Jadi ya, harap maklum. Padahal lokasinya udah agak di bukit gitu. Yasudlah, jadi ada pengalaman kan. Saya langsung book tur ke phi2 island sbuat esok hari, di saat itu juga. Agar tak kepenuhan atau kehabisan tempat.
Satu yang bisa kita petik dari system pariwisata thai. Semua terkoneksi dengan baik. Semua hotel sudah punya link ke tur2 harian. Tinggal pilih mau tur apa, nanti dibboking kan oleh hotel. Besok paginya, kita dijemput dan nikmatilah tur seharian. Simple kan.  Ga perlu didatangi calo2 di pinggir pantai. Atau ga perlu bingung mendatangi satu persatu agen tur dan bingung dengan perang harga. Saya rasa inilah kunci sukses pariwisata THAILAND.
Seharian ini, saya mau eksplore ao nang saja. Sambil nabung tenaga buat tur esok hari. Dan eh ternyata, godaan ikut perang air dijlanan membuat saya beli pistol air, dan melebur bersama local dalam perang air songkran. Banyak bule yg ikutn juga. Tapi memang ga seramai di BKK atau Chiang mai sih, kembali Karena disini mayoritas muslim, yang sepertinya tak ikut merayakan tahun baru thai.
Kembali ke kamar saya kaget. Karena mendapati pria bule setengah bugil. Well dia hanya bercelana dan tak pakai baju, agar redaksinya tak bombastis. Aha… saya dpt roommate, mudah2an ga ada lagi kejadian ketindihan itu. Ngobrol ngalor ngidul lah kita. Sampai akhirnya sama2 ketiduran. (dia di bawah, gw di atas. Di ranjang bawahh dan ranjang atas, terpisah. Penting untuk diperjelas).

Kamis, 14 april 2016
Hari yang dinanti tiba. Dijemput tepat jam 8. Saya lalu dikumpulkan dengan rombongan lain. Tur phi2 island pakai stiker kuning di kaos. Setelah absen, berangkat. Well, rombongan gw ini agak kurangs eru. Secara kebanyakan pada introvert, sementara AKU SENDIRI DAN BUTUH TEMAN NGOBROL. Bule pun taka da. Hanya local, orang malay, dan empat orang india. Oya, satu diantara orang india itu ada yang mirip KIM K, saya ga sempet foto bareng,.
Ga mau banyak ketak ketik soal phi2 islan, maya bay dan pantai2 ganteng lainnya yang kita singgahi. cekibrot aja dari foto2 berikut, enjoy :
 
mandatory selfie

cuma mau nunjukin kalo udah di maya bay, gak ada maksud dan tujuan lain

monkey beach

Mr. jo Island


Spot2 yang dihampiri yaitu Phi-phi island, bamboo island, monkey beach, dan sebuah pulau (lupa) yang menjadi spot makan siang dll. Kembali ke ao nang sore jam 15, dengan wajah memerah, badan letih namun senang tak terkira.

Jumat, 15 april 2016
Hari ini, leyeh2 all day long. Tapi berteptan dengan dengan hari jumat, saya pun mencari masjid buat solat jumat. Ternyata masjid di ao nang ini cukup banyak jumlahnya. Tapi agak ke daerah bukit, jauh dari pantai. Walhasil saya harus jalan 20 menit kearah utara ao nang dan menemukan masjid berkubah emas nan indah. Ceramah dalam bahasa thai pun, menemani ibadah siang itu.
Setelah maksi seadanya (kok seadanya terus…) gw mulai ngerjain sang teman, untuk minta di bayarkan tiket pesawat dari krabi ke KL. Saya (saya atau gw sih, ga konsisten) memutuskan naik pesawat karena mau menghemat banyak waktu. Perjalanan melelahkan KL – Krabi selama lebih dari 12 jam, membuat saya menempuh moda lain saat kembali.
Dan seharian ini, saya habiskan ngadem di pantai lain milik ao nang, untuk duduk2 saja tepi pantai, beli makanan, wifian lagi di ho(s)tel, hendak gaul sama turis lain pun lagi sepi saat itu. Huft.

Sabtu, 16 april 2016
Waktunya pulang,. setelah hampir seminggu solo backpacking di negeri orang. pagi yang sangat tepat waktu jam 8.00 saya di jemput van menuju bandara Krabi (KBV) yang berjarak sekitar 30 menit. bandara cilik namun apik, seperti bandara Adi soetjipto, saya menunggu waktu keberangkatan di ruang yang penuh dengan BULE. bukan lokal lho. dan asia nya bisa dihitung jari. gw termasuk asia ya...
oya, tadi di awal saya jelaskan kan KLIA 2 adalah mall with airport karena memang dibikin konsep Mall yang dilengkapi fasilitas bandara. jadi mall nya luas dengan berbagai merek terkenal (toys city, merek2 fashion, dan FOODCOURT yang super lengkap. mau makanan barat, asia, lokal sampai indonesia pun ada. tinggal pilih sesuai kocek yang tersisa. hahaha.. ada tempat leyeh2 juga. dan the best spot is, ada anjungan atau deck tempat kita bisa melihat pesawat landing dan take off, sembari menikmati mentari sore. 


akhirnya, selesai sudah pengalaman berharga di 2016 ini. so, where's next?


lots of love

ferry